Selasa, 20 Juli 2010

b.a.j.i.h

Bingung? haha . di balik ajah ~
Iya Alhamdulillah...dapet hidayah setelah masuk RS haha
Mom bilang jangan dulu, takut dibuka-buka lagi. Nah itu pertimbangan yang mengganjal sih emang, emang bener hatiku sudah mantap? -> lupakan tatabahasa maupun kata-katanya ya, campur sari lah ini.
Tapi, kenapa aku ngerasanya udah niat banget..? Tiap hari..semakin lama ngerasa semakin rugi aja kalo ga di "tutup".
Let me show you an example;

Waktu di Bali..jalan di sekitar kuta. Udah agak maleman sih, ceritanya jalan balik menuju hotel. Beberapa meter sebelum masuk ke area hotel, sepanjang jalan itu ga ada lampunya, tapi karena jalannya rame-rame..so no worries lah. Bukan masalah jalannya sih, tapi orang-orang -yang berada disekitar jalan itu- yang menakutkan. Mana tau mereka sadar apa ga? Bali loh~
Yaa ga minta-minta tapi kan mewaspadai kemungkinan terburuk yang "bisa" terjadi.
Pas ngelewatin mereka, yang lewat pake hot pants di "suit-suit"-in. Eh, pas temenku yang jilbaban lewat, "Assalamualaikum"

...damn...

Yaa pribadi sih ngerasa..malu, asli. Risih, ga enak, ngerasa rugi. Oke, bahas masalah ke-rugi-an. Kasarnya, "they see what they shouldn't see"
Jadi, jelas sekarang kenapa aku bilang rugi.
Gini loh, orang-orang ngeliat "rahasia" kita. Umpamain sebagai rahasia ya, karena kan sebenernya orang-orang ga boleh, bukan ga bisa lagi, tapi ga boleh liat.
Di obral aja gitu..gratisan malah. Hem, bukan jualan sih, tapi mari mengumpakan lagi lah.

Then, yang mengganjal itu, berhubung aku orang yang paling pertama sebel kalo ada yang jilbaban tapi teriak-teriak -waktu MOS- contohnya. Pengalaman? emang haha.
Ga enak aja gitu, hellooo..lo bertanggung jawab sama penutup kepala lo itu. Kalo masih belum bisa jaga sikap ya jangan pake. Kan orang jadi mikir, ooh..jadi orang yang jilbaban tuh gini-gini juga yah? Ga enak kan dengernya?
Apalagi udah dinilai mayoritas, padahal kan yang melakukan bukan semua, terlepas dari sikon yang 'mungkin' mengharuskan mereka teriak-teriak ga jelas.
Oh bukan cuma itu, haduh disini aku bukan mau ngejelek-jelekin. Like i said, aku orang yang suka protes sama kejanggalan -menurutku- orang-orang jilbaban itu.
Ga sedikit -dikelasku- yang ngeluh tentang "mereka" itu pelit. So watch out kalo orang-orang jarang ngedeketin orang-orang bertudung ini. Mungkin segan salah satu alasannya, tapi dibalik itu masih banyak alasan.

Hey, lo terlalu idealis sama fikiran lo sendiri. Bukan berati lo "tertutup" artinya lo juga tertutup sama orang-orang sekitar lo. Even orang yang mau minta tolong -ini berbicara soal kelasku ya- di jelasin tentang mata kuliah yang ga di mengerti, masih ga mau berbagi. Haduh please..sekali lagi aku menilai mayoritas. Ga usah jauh-jauh, aku aja nilainya kaya gini kan? Coba deh tanya yang lain..
Setiap tindakan disekitar lo, lo menghakimi dengan ayat-ayat atau hadis-hadis yang lo kuasain. Oke siapa bilang saling mengingatkan itu dosa?pahala malah. The point is, mariii..membenahi diri dulu.. Kan kalo nasehatin orang terus kitanya juga baik, lebih enak kan?

Hmm...mungkin aku terlalu mempertimbangkan perfeksionis sebelum memutuskan ter"tutup".
Kata Dede; jalani aja, nanti juga pribadi nya kebentuk sendiri.
Amin.


Lets see the benefit.
Aku googling tentang "hijab style". Menemukan blog orang, tumblr, facebook, twitter, lookbook, dan social network lain. Bukan iseng buka, tapi emang beneran deh lagi bingung banget tentang mix match kalo jilbaban. Guess what? Sekarang aku jadi akrab sama mereka. Dua orang yang, semoga, dengan mengenal mereka jadi berkah, ada hikmah, nambah temen dan pahala. Amin ya Allah..
Oh lupa, sebelumnya, jadi akrab juga sama seseorang gara-gara bulan Rajab. Diskusi sampe akhirnya sesi curhat-curhatan, then kami akrab. Alhamdulillah.

Hmm..aku berharap bisa tetap berada pada jalan lurus-Nya, jalan pada kebaikan yang menuntun menuju surga.
Semoga, dengan keputusan ini, ridho-Nya akan selalu menyertai kita semua, amin ya Rabb

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar